LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN
Dosen
Pengampu: Dr. Kartimi, M.pd
Di susun oleh:
Nama : Rosianah
NIM : 1413162040
Kelas : Biologi A
Kelompok : 2
Asisten
Praktikum : Diana Yulianti
Rina Rahmawati
LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2013
PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN
A. Tujuan
Untuk menentukan penurunan titik beku larutan belerang dalam
naftalena
B. Dasar Teori
Titik beku suatu zat cair adalah
suhu dimana zat cair tersebut berubah wujud padat. Selama proses pembekuan
berlangsung tidak terjadi perubahan suhu. Jika zat non volatile (sukar menguap)
di larutkan ke dalam pelarut tertentu , maka pelarut tersebut akan membeku pada
suhu yang lebih rendah. Besarnya penurunan titik beku bergantung pada zat
tertentu. (Anonim.2011)
Menurut Raoult, penurunan titik
beku larutan berbanding lurus dengan konsentrasi larutan.
∆Tb = Kb.m atau ∆Tb = n.Kb
m = gr
x 1000 . Kb
Mr P
Keterangan:
∆Tb = menyatakan penurunan
titik beku larutan.
n = menyatakan jumlah mol larutan.
P = menyatakan berat pelarut dalam satuan
gram.
Kb =
menyatakan tetapan penurunan titik beku molal pelarut.
gr = menyatakan massa zat yang terlarut
m
= menyatakan molalitas
Tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan sama
dengan tekanan uap komponen murni dengan fraksi mol komponen yang menguap dalam
larutan, pada suhu yang sama. Misalnya komponen A:
PA = POA . XA
Dimana :
PA =
tekanan uap di atas larutan
XA = fraksi
mol
POA = tekanan uap A
murni.
(Anonim.2011)
Dengan kata lain, bunyi hukum ini : “Tekanan
uap parsial komponen A dalam larutan berbanding lurus dengan fraksi mol dan
tetapan perbandingan adalah tekanan uap komponen A murni".
(Anonim.2011)
Hukum Raoult dasar dari empat macam sifat larutan encer yang
di sebut sifat koligatif. Kata koligatif berasal dari bahasa latin colligare
yang berarti berkumpul bersama, karena sifat ini bergantung pada pengaruh
kebersamaan (kolektif) semua partikel dan tidak pada saat dan keadaan partikel.
Keempat
sifat koligatif yaitu :
1.
Penurunan tekanan uap (∆P)
2. Kenaikan titik didih (∆Tb)
3. Penurunan titik beku (∆Tf)
4.
Tekanan osmotik
(Achmad.1996)
Sebagai akibat dari penurunan tekanan uap, maka terjadi
kenaikan titik didih. Suhu dimana tekanan uap larutan sama dengan tekanan
atmosfer disebut titik didih larutan. Dapat disimpulkan bahwa :
1.
Pada tekanan tetap, kenaikan titik didih dan penurunan titik
beku suatu larutan encer berbanding lurus dengan konsentrasi massa.
2.
Larutan encer semua zat terlarut yang tidak megion, dalam
pelarut yang sama dengan konsentrasi molal yang sama mempunyai titik didih atau
titik beku yang sama, pada tekanan yang sama. (Sukry.1999)
C. Alat dan Bahan
1.
Alat
·
Termometer
·
Gelas
kimia
·
Tabung
reaksi besar
·
Klem
tiga jari
·
Statif
·
Batang
pengaduk
·
Pembakar
bunsen
·
Kaca
arloji
·
Neraca/timbangan
2.
Bahan
·
Serbuk
belerang 0,128 gram
·
Naftalena/kapur
barus 1 gram
D. Prosedur Kerja
1.
Penentuan
titik beku Naftalena
a.
Masukkan
1 gr naftalena kedalam tabung reaksi, lalu panaskan sampai dengan suhu 850C
sampai naftalena mencair
b.
Hitung
suhu naftalena saat proses mencair
c.
Keluarkan
pembakar dan padamkan apinya
d.
Hitung
penurunan suhu setiap satu menit sampai naftalena membeku kembali
2.
Penentuan
titik beku larutan belerang dalam Naftalena
a.
Panaskan
kembali Naftalena sampai mencair
b.
Masukkan
0,128 gr serbuk belerang kedalam tabung reaksi yang berisi Naftalena dan diaduk
sampai belerang larut
c.
Keluarkan
pembakar dan padamkan apinya
d.
Hitung
penurunan suhu setiap satu menit
E. Hasil Pengamatan
Dik: Tb Naftalena = 750C
p Naftalena = 1 gram
m Belerang = 0,128 gram
Mr
Belerang = 32
Kb =
6,920C/m
Dit:
m = gr x 1000
Mr
P
= 0,128
x 1000
32 1
= 4 molal
=
6,92 x 4 = 27,68
Tb pelarut – Tb larutan
27,68 = 75 - Tb larutan
Tb larutan
= 75 – 27,68
= 47,32
a.
Penentuan
titik beku Naftalena
-
Berat
Naftalena = 1 gram
-
Suhu
naftalena mencair = 950C
-
Perubahan
waktu setiap 1 menit (untuk menjadi beku)
Waktu
|
1’
|
2’
|
3’
|
4’
|
5’
|
6’
|
7’
|
8’
|
9’
|
10’
|
11’
|
Suhu
|
900
|
870
|
830
|
800
|
750
|
680
|
650
|
690
|
670
|
660
|
640
|
Grafik
penurunan Titik Beku Naftalena
a.
Penurunan
titik beku belerang dalam Naftalena
-
Berat
belerang = 0,128 gram
-
Berat
naftalena = 1 gram
-
Suhu
belerang larut = 940C
-
Perubahan
suhu setiap 1 menit
Waktu
|
1’
|
2’
|
3’
|
4’
|
5’
|
6’
|
Suhu
|
900
|
870
|
840
|
800
|
780
|
750
|
Grafik penurunan titik beku belerang dalam
naftalena
E. Pembahasan
Praktikum
kali ini mengenai penurunan titik beku larutan. Berdasarkan teori pengertian
penurunan titik beku adalah temperatur pada saat larutan setimbang dengan
pelarut. Bahan yang dilakukan pada praktikum ini adalah 1 gr Naftalena dan
0,128 gr serbuk belerang.
Pada
percobaan penentuan penurunan titik beku naftalena: panaskan 1 gr naftalena dan
80 ml air dengan suhu 850C hingga naftalena mencair, hitung penuruna
suhu setiap 1 menit saat naftalena mencair, setelah itu keluarkan pembakar dan padamkan apinya, kemudian hitung penurunan
suhu setiap satu menit sampai naftalena membeku kembali. Setelah melakukan
langkah-langkah tersebut penurunan titik beku naftalena dapat mengetahui suhu
saat naftalena dicairkan dari suhu 900-750C dan suhu
maksimal saat mencairnya adalah 950C, sedangkan saat proses
naftalena dibekukan kembali dari suhu 680-640C. Ternyata
setelah dihitung waktu saat naftalena dibekukan kembali dari menit ke 6 - 11 penurunan
suhunya tidak teratur. Hal ini kemungkinan disebabkan karena suhu ruangannya
mempengaruhi proses pembekuan naftalena sehingga termometer untuk alat
pengukurnya tidak teratur.
Pada
percobaan penentuan penurunan titik beku belerang dalam naftalena: panaskan kembali
naftalena sampai mencair, lalu masukkan 0,128 gram serbuk belerang kedalam
tabung reaksi yang berisi naftalena dan diaduk sampai serbuk belerang larut,
kemudian keluarkan pembakar dan padamkan apinya, setelah itu hitung penurunan
suhu setiap satu menit. Setelah melakukan langkah tersebut saat penurunan titik
beku belerang dalam naftalena dicairkan dengan serbuk belerang dari suhu 900-750C
dan suhu maksimal saat mencairnya adalah 940C. Ternyata setelah
dihitung waktu saat naftalena dicairkan dengan serbuk belerang dari menit ke 1
- 6 penurunan suhunya tidak terlalu cepat.
Jika
suatu pelarut ditambah dengan zat terlarut, maka titik bekunya sebanding dengan konsentrasi molal. Jadi larutan tidak
membeku pada suhu tetap. Dan jika konsentrasi zat terlarut sama maka sifat
koligatif larutan elektrolit mempunyai harga yang lebih besar dari sifat
koligatif larutan nonelektrolit. Namun zat elektrolit jika dilarutkan akan
terionisasi menjadi ion-ion yang merupakan partikel-partikel didalam larutan
itu. Hal ini menyebabkan jumlah partikel pada satu mol larutan elektrolit lebih
benyak daripada larutan nonelektrolit.
G. Kesimpulan
Setelah
dilakukan pengamatan dan diperoleh hasil pengamatan serta pembahasan dapat
disimpulkan bahwa:
·
Penurunan
titik beku adalah temperatur pada saat larutan setimbang dengan pelarut.
·
Besarnya
penurunan titik beku larutan akan sebanding dengan kemolalan larutan,
sifat-sifat larutan seperti rasa, warna, pH dan konsentrasi zat pelarut.
·
Pada
penentuan penurunan titik beku naftalena pada proses pembekuan kembali larutan
naftalena dari menit 6 – 11 penurunan suhunya tidak teratur.
·
Pada
penentuan penurunan titik beku belerang dalam naftalena pada proses
pencairan naftalena dengan serbuk belerang penurunan suhunya tidak terlalu
cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad hiskia. 1996. Kimia
larutan. Bandung : PT.CITRA ADITYA BAKTI.
S.sukri. 1999. Kimia dasar II.
Bandung : ITB.
Purba Michael.2004.kimia berbasis
kompetensi.Jakarta : ERLANGGA.
Anonim.2011.http://sugondopratikto.blogspot.com/2011/06/v-behaviorurl
defaultvmlo.html Diakses pada tanggal 12
Desember 2013 pukul 22:11 WIB
LAMPIRAN
Naftalena/kapur barus
Serbuk belerang
Pencairan Naftalena dengan
suhu kurang lebih 850C
Pembekuan Naftalena
Pencairan Naftalena
kembali
Pencairan Naftalena +
Serbuk Belerang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar