Jumat, 04 November 2016

Laporan Praktikum Penurunan Titik Beku Larutan



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN
Dosen Pengampu: Dr. Kartimi, M.pd





Di susun oleh:
                                                                                                           
Nama                           : Rosianah
NIM                             : 1413162040
Kelas                            : Biologi A
Kelompok                    : 2
Asisten Praktikum       : Diana Yulianti
  Rina Rahmawati


LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2013
PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN
A. Tujuan
Untuk menentukan penurunan titik beku larutan belerang dalam naftalena
B. Dasar Teori
            Titik beku suatu zat cair adalah suhu dimana zat cair tersebut berubah wujud padat. Selama proses pembekuan berlangsung tidak terjadi perubahan suhu. Jika zat non volatile (sukar menguap) di larutkan ke dalam pelarut tertentu , maka pelarut tersebut akan membeku pada suhu yang lebih rendah. Besarnya penurunan titik beku bergantung pada zat tertentu. (Anonim.2011)
            Menurut Raoult, penurunan titik beku larutan berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. 
                                    Tb = Kb.m atau ∆Tb = n.Kb
                            m = gr x 1000 . Kb
                                  Mr      P

Keterangan:
Tb = menyatakan penurunan titik beku larutan.
    = menyatakan jumlah mol larutan.
P     = menyatakan berat pelarut dalam satuan gram.
Kb   = menyatakan tetapan penurunan titik beku molal pelarut.
gr   = menyatakan massa zat yang terlarut
m   = menyatakan molalitas
Tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dengan fraksi mol komponen yang menguap dalam larutan, pada suhu yang sama. Misalnya komponen  A:        
  
PA = POA .  XA               

Dimana :
PA   = tekanan uap di atas larutan
XA  = fraksi mol
POA = tekanan uap A murni.
(Anonim.2011)
Dengan kata lain, bunyi hukum ini : “Tekanan uap parsial komponen A dalam larutan berbanding lurus dengan fraksi mol dan tetapan perbandingan adalah tekanan uap komponen A murni". (Anonim.2011)
Hukum Raoult dasar dari empat macam sifat larutan encer yang di sebut sifat koligatif. Kata koligatif berasal dari bahasa latin colligare yang berarti berkumpul bersama, karena sifat ini bergantung pada pengaruh kebersamaan (kolektif) semua partikel dan tidak pada saat dan keadaan partikel.
Keempat sifat koligatif yaitu :
1.      Penurunan tekanan uap (∆P)
2.      Kenaikan titik didih (∆Tb)
3.      Penurunan titik beku (∆Tf)
4.      Tekanan osmotik
(Achmad.1996)
Sebagai akibat dari penurunan tekanan uap, maka terjadi kenaikan titik didih. Suhu dimana tekanan uap larutan sama dengan tekanan atmosfer disebut titik didih larutan. Dapat disimpulkan bahwa :
1.      Pada tekanan tetap, kenaikan titik didih dan penurunan titik beku suatu larutan encer berbanding lurus dengan konsentrasi massa.
2.      Larutan encer semua zat terlarut yang tidak megion, dalam pelarut yang sama dengan konsentrasi molal yang sama mempunyai titik didih atau titik beku yang sama, pada tekanan yang sama. (Sukry.1999)




C. Alat dan Bahan
1.      Alat


·         Termometer
·         Gelas kimia
·         Tabung reaksi besar
·         Klem tiga jari
·         Statif
·         Batang pengaduk
·         Pembakar bunsen
·         Kaca arloji
·         Neraca/timbangan


2.      Bahan
·         Serbuk belerang 0,128 gram
·         Naftalena/kapur barus 1 gram
D. Prosedur Kerja
1.      Penentuan titik beku Naftalena
a.       Masukkan 1 gr naftalena kedalam tabung reaksi, lalu panaskan sampai dengan suhu 850C sampai naftalena mencair
b.      Hitung suhu naftalena saat proses mencair
c.       Keluarkan pembakar dan padamkan apinya
d.      Hitung penurunan suhu setiap satu menit sampai naftalena membeku kembali
2.      Penentuan titik beku larutan belerang dalam Naftalena
a.       Panaskan kembali Naftalena sampai mencair
b.      Masukkan 0,128 gr serbuk belerang kedalam tabung reaksi yang berisi Naftalena dan diaduk sampai belerang larut
c.       Keluarkan pembakar dan padamkan apinya
d.      Hitung penurunan suhu setiap satu menit



E. Hasil Pengamatan
Dik:  Tb Naftalena = 750C
         p Naftalena = 1 gram
         m Belerang = 0,128 gram
         Mr Belerang = 32
         Kb = 6,920C/m
Dit:


m = gr x 1000
                   Mr      P
                =  0,128 x 1000
                        32         1
                = 4 molal
           
        = 6,92 x 4 = 27,68
 Tb pelarut – Tb larutan
27,68 = 75 - Tb larutan
Tb larutan  = 75 – 27,68
                          = 47,32


a.       Penentuan titik beku Naftalena
-          Berat Naftalena = 1 gram
-          Suhu naftalena mencair = 950C
-          Perubahan waktu setiap 1 menit (untuk menjadi beku)
Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Suhu
900
870
830
800
750
680
650
690
670
660
640

           


Grafik penurunan Titik Beku Naftalena


a.       Penurunan titik beku belerang dalam Naftalena
-          Berat belerang = 0,128 gram
-          Berat naftalena = 1 gram
-          Suhu belerang larut = 940C
-          Perubahan suhu setiap 1 menit
Waktu
1
2
3
4
5
6
Suhu
900
870
840
800
780
750
           
Grafik penurunan titik beku belerang dalam naftalena














E. Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai penurunan titik beku larutan. Berdasarkan teori pengertian penurunan titik beku adalah temperatur pada saat larutan setimbang dengan pelarut. Bahan yang dilakukan pada praktikum ini adalah 1 gr Naftalena dan 0,128 gr serbuk belerang.
Pada percobaan penentuan penurunan titik beku naftalena: panaskan 1 gr naftalena dan 80 ml air dengan suhu 850C hingga naftalena mencair, hitung penuruna suhu setiap 1 menit saat naftalena mencair, setelah itu keluarkan pembakar dan padamkan apinya, kemudian hitung penurunan suhu setiap satu menit sampai naftalena membeku kembali. Setelah melakukan langkah-langkah tersebut penurunan titik beku naftalena dapat mengetahui suhu saat naftalena dicairkan dari suhu 900-750C dan suhu maksimal saat mencairnya adalah 950C, sedangkan saat proses naftalena dibekukan kembali dari suhu 680-640C. Ternyata setelah dihitung waktu saat naftalena dibekukan kembali dari menit ke 6 - 11 penurunan suhunya tidak teratur. Hal ini kemungkinan disebabkan karena suhu ruangannya mempengaruhi proses pembekuan naftalena sehingga termometer untuk alat pengukurnya tidak teratur.
Pada percobaan penentuan penurunan titik beku belerang dalam naftalena: panaskan kembali naftalena sampai mencair, lalu masukkan 0,128 gram serbuk belerang kedalam tabung reaksi yang berisi naftalena dan diaduk sampai serbuk belerang larut, kemudian keluarkan pembakar dan padamkan apinya, setelah itu hitung penurunan suhu setiap satu menit. Setelah melakukan langkah tersebut saat penurunan titik beku belerang dalam naftalena dicairkan dengan serbuk belerang dari suhu 900-750C dan suhu maksimal saat mencairnya adalah 940C. Ternyata setelah dihitung waktu saat naftalena dicairkan dengan serbuk belerang dari menit ke 1 - 6 penurunan suhunya tidak terlalu cepat.
Jika suatu pelarut ditambah dengan zat terlarut, maka titik bekunya sebanding  dengan konsentrasi molal. Jadi larutan tidak membeku pada suhu tetap. Dan jika konsentrasi zat terlarut sama maka sifat koligatif larutan elektrolit mempunyai harga yang lebih besar dari sifat koligatif larutan nonelektrolit. Namun zat elektrolit jika dilarutkan akan terionisasi menjadi ion-ion yang merupakan partikel-partikel didalam larutan itu. Hal ini menyebabkan jumlah partikel pada satu mol larutan elektrolit lebih benyak daripada larutan nonelektrolit.

G. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengamatan dan diperoleh hasil pengamatan serta pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
·         Penurunan titik beku adalah temperatur pada saat larutan setimbang dengan pelarut.
·         Besarnya penurunan titik beku larutan akan sebanding dengan kemolalan larutan, sifat-sifat larutan seperti rasa, warna, pH dan konsentrasi zat pelarut.
·         Pada penentuan penurunan titik beku naftalena pada proses pembekuan kembali larutan naftalena dari menit 6 – 11 penurunan suhunya tidak teratur.
·         Pada penentuan penurunan titik beku belerang dalam naftalena pada proses pencairan naftalena dengan serbuk belerang penurunan suhunya tidak terlalu cepat.







DAFTAR PUSTAKA
Achmad hiskia. 1996. Kimia larutan. Bandung : PT.CITRA ADITYA BAKTI.
S.sukri. 1999. Kimia dasar II. Bandung : ITB.
Purba Michael.2004.kimia berbasis kompetensi.Jakarta : ERLANGGA.
Anonim.2011.http://sugondopratikto.blogspot.com/2011/06/v-behaviorurl defaultvmlo.html  Diakses pada tanggal 12 Desember 2013 pukul 22:11 WIB








LAMPIRAN


Naftalena/kapur barus
Serbuk belerang
Pencairan Naftalena dengan suhu kurang lebih 850C
Pembekuan Naftalena
Pencairan Naftalena kembali
Pencairan Naftalena + Serbuk Belerang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar